Peran orang tua dan guru dalam membentuk karakter anak - Yang
namanya anak-anak akan selalu menyenangi permainan. Dan itu adalah suatu
hal yang wajar, karena itu memang dunia mereka. Bermain itu identik
dengan perasaan senang, terkadang bisa membuat anak-anak lupa waktu
hingga melupakan kegiatan-kegiatan pokok yang semestinya harus ia
kerjakan seperti beribadah, belajar ataupun membantu orang tua.
Jika hal tersebut terus dibiarkan tentunya bisa berdampak negatif
terhadap perkembangan karakter anak. Perasaan senang karena bermain
hingga lupa terhadap waktu akan membuat anak kehilangan rasa tanggung
jawab serta tidak mempunyai kedisiplinan. Jika tidak disikapi dengan
benar, tidak menutup kemungkinan sifat negatif tersebut akan terus
melekat pada diri anak hingga memasuki jenjang usia yang lebih tua.
Ketika di sekolah, materi tentang pembentukan karakter siswa tentunya
diajarkan oleh para guru. Dengan bermacam metode guru akan berusaha
untuk menanamkan nilai-nilai mulia sehingga terbentuklah karakter
bertanggung jawab dan kedisiplinan. Dengan harapan bahwa ketika keluar
dari sekolah anak-anak akan bisa mengaplikasikannya di ruang lingkup
yang lebih luas, minimal di lingkup keluarga.
Salah satu usaha sekolah untuk membentuk karakter anak |
Sifat alamiah anak untuk mencari kesenangan akan mulai muncul ketika ia
keluar dari sekolah. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari hilangnya
suatu ikatan terhadap peraturan yang harus ia patuhi selama di sekolah.
Disinilah peran orang tua untuk mendampingi anak-anaknya belajar
bertanggung jawab dan disiplin sebagai pengganti guru di sekolah.
Peran orang tua terhadap anak ketika di rumah tentunya akan lebih berat
daripada seorang guru di sekolah. Anak-anak akan belajar tidak hanya
dengan teori, tetapi mereka akan melihat langsung bagaimana orang tua
mereka menjalani aktifitas kesehariannya. Mereka akan mencontoh apa yang
dilakukan oleh orang-orang yang berada di dekat mereka.
Anak-anak yang sudah mulai mengerti tentang perbuatan benar dan salah
bisa saja melakukan kesalahan karena hal tersebut telah dianggap biasa
di dalam keluarganya. Hal tersebut tentunya akan membiaskan pembelajaran
yang ditanamkan oleh guru di sekolah. Sebagai contoh apabila orang tua
membiarkan anaknya bermain atau melihat televisi tanpa memperdulikan
waktu belajar anak dan tugas-tugas yang diberikan guru ketika disekolah.
Emoticon